Pelatihan Sikap Mental

Pelatihan Sikap Mental
Pelatihan Sikap Mental di Perusahaan

Pendiri Suarahati Kudus
Tampilkan postingan dengan label Firman Tuhan 04. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Firman Tuhan 04. Tampilkan semua postingan

Minggu, 22 September 2013

Ibarani 10 : 35-39




LAKUKANLAH KEHENDAK ALLAH

Kehendak Allah sangat berbeda dengan kehendak manusia, Cendrung kita memaksakan kehendak kepada Allah sehingga apa yang menjadi rencana kita harus terlaksana. “Saya harus menjadi orang terkenal”, “Anak saya harus menjadi dokter”, saya harus mampu mengalahkan dia dan seterusnya. Bahkan ada yang sudah merencanakan masa depannya dengan persiapan dari jauh hari. Tetapi pernahkah kita membawa rencana itu dalam doa dengan menutup kalimat sebelum amin yaitu “kehendakMu yang jadi bukan kehendakku”.  Dalam nas ini kita diajak untuk melakukan kehendak Allah. Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu (ayat 36)

          Tentang ketekunan juga diajarkan kepada kita bahwa hal itu akan didapatkan jika iman teruji dan akan menghasilkan buah yang matang sehingga menjadi sempurna dan utuh tidak kekurangan sesuatu apapun. (baca Yakobus 1 ayat 3-4). Jadi seharusnya tidak ada lagi kebimbangan kita dalam melakukan kehendak Allah karena kehendaknya itu melampaui akal pikiran manusia.


Untuk itu janganlah kita melepaskan kepercayaan kita dan selalu meningkatkan kualitas iman, karena besar upah yang menantinya (ayat 35). Karena memang sedikit waktu lagi Dia akan datang (ayat 37). Orang yang benar akan hidup oleh iman, sedangkan orang yang mengundurkan diri atau meninggalkan kepercayaannya maka Tuhan tidak berkenan kepadanya (ayat 38). Tetapi siapakah kita ? selayaknya lah kita menjadi orang yang terpilih dan yang tidak mengundurkan diri dan binasa tetapi orang – orang yang percaya dan beroleh hidup. Amin (KAP)

Jakobus 1 : 2-12





IMAN YANG TEGUH DAN TERUJI

Saudara –saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh dalam berbagai – bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun (ayat 2-4). Sungguh nas yang luar biasa, kalau kita memahami dan melaksakan betapa indahnya janji Tuhan, dengan mencukupkan segala suatunya yang kita butuhkan kalau kita tahan uji atas pencobaan tersebut. Adapun ada 3 hal yang perlu kita perhatikan : 1). Jatuh dalam pencobaan, 2). Menghasilkan ketekunan, 3). Memperoleh hasil yang sempurna.

Tetapi apabila diantara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit – bangkit, maka hal itu akan diberikan kepadanya. Hendaklah ia memintanya dalam iman dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang – ambingkan kian kemari oleh angin. Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan. Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya (ayat 5-8).

Baiklah saudara yang berada keadaan bermegah dalam kedudukannya yang tinggi, dan orang kayak karena kedudukannya yang rendah sebab ia akan lenyap seperti bunga rumput. Karena matahari terbit dengan panasnya yang terik dan melayukan rumput itu, sehingga gugurlah bunganya dan hilanglah semaraknya. Demikian jugalah halnya dengan orang kaya; ditengah – tengah segala usahanya ia akan lenyap. (ayat 9-11)  

 Berdasarkan nas di atas mengingatkan kita bahwa untuk mendapatkan buah yang baik dan sempurna maka kita harus tahan uji, karena kalau sudah tahan uji maka kebahagiaan akan kita dapatkan. Hal ini sesuai dengan ayat selanjutnya yaitu “Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi dia”. Amin (KAP)

Ibrani 12 : 4-11



TERIMA DIDIKAN ALLAH

Hidup ini penuh dengan pergumulan, terkadang kita jatuh dalam pencobaan sehingga mengakibatkan jatuh dalam dosa, godaan dunia sangat menjanjikan, adapun pengharapan yang dijanjikan seperti kekayaan, kecantikan, awet muda, hidup mewah, hidup bebas bahkan ada tawaran untuk menggampangkan mendapatkan sesuatu dengan melalui berhala dan sebagainya. Kekuatan dunia begitu mempengaruhi hidup kita, bahkan ada yang mengatakan “jangan ketinggalan jaman” semuanya serba instan tidak perlu repot ke Gereja untuk beribadah cukup di mall kita juga bisa ibadah karena selesai ibadah langsung bisa jalan – jalan dan belanja. Bagaimana kita menghadapi semua ini ? Untuk itu dalam nas ini Tuhan mengingatkan kita bahwa pergumulan yang terjadi belum sampai mencucurkan darah jangan lupa akan didikannya “Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila angkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya (ayat 4-6).

Dalam nas ini selanjutnya dikatakan Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Dimanakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya ? Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang. Selanjutnya dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh supaya kita boleh hidup ? Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya. (ayat 7-10).

Sungguh didikan yang meningkatkan kualitas hidup menuju keselamatan, maukah kita menerima didikan itu dengan lapang dada dengan mengendalikan diri tidak melakukan perbuatan yang tidak berkenan dihadapan Tuhan, semuanya diserahkan kepada diri kita masing – masing untuk menanggapinya, yang jelas bahwa tidak ada didikan yang salah dari Allah dan pasti Dia tidak akan membiarkan kita jatuh ke dalam kesengsaraan. Karena memang tiap – tiap ganjaran pada waktu ia berikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya (ayat 11). Amin  (KAP)

Matius 7 : 13-21






                                              AWAS TERSESAT

Dewasa ini tidak sedikit tumbuh aliran–aliran yang mengatasnamakan Kristen dan membawa misi serta pengajarannya masing–masing. Menarik perhatian, ada aliran yang melakukan pelayanan ‘berlebihan’ demi mendapatkan pengikut. Jika tidak memiliki pengikut, tentu aliran itu akan hilang di telan masa. Namun kenyataan menunjukkan, tidak sedikit dari aliran itu yang mampu berkembang,  dan membuktikan jika aliran tersebut mempunyai pengikut.

Waspadalah terhadap nabi–nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas (ayat 15). Darimanakah kita bisa mengetahuinya? Tentunya menjadi pertanyaan yang penting. Nas hari ini memberitahukan kepada kita; dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri (ayat 16), setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedangkan pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik (ayat 17). Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik (ayat 18). Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan di buang ke dalam api (ayat 19). Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka (ayat 20).

Nas hari ini mengingatkan kita akan hadirnya pengajaran sesat di tengah–tengah dunia dengan ciri-ciri dari buahnya. Memprihatinkan jika masih saja ada diantara kita yang menjadi pengikutnya, meski tahu akan akibatnya di buang ke dalam api karena tidak lagi berguna. Firman Tuhan dengan tegas mengatakan, “bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga” (ayat 21).

Baiklah selalu waspada. Bukan hanya untuk diri sendiri, bukan pula hanya kepada anak–anak, namun bagi setiap orang percaya. Janganlah iman tergoyahkan apalagi sampai menggadaikan iman percaya hanya karena dunia. Janganlah nantinya Tuhan mengatakan kepada kita “Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan” (ayat 23). Kiranya Tuhan selalu melindungi kita. Amin. (KAP)
 

2 Kolose 3 : 12-17




MANUSIA PILIHAN ALLAH 

Menjadi orang yang terpilih, tentulah sangat membanggakan. Namun, menjadi orang terpilih juga tidaklah mudah. Harus memenuhi banyak kriteria dan persyaratan yang tentunya melebihi atau diatas rata-rata orang kebanyakan.

Nas hari ini memaparkan persyaratan untuk menjadi manusia pilihan Allah; harus mampu melakukan belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran (ayat 12). Memang, melakukannya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Banyak tantangan yang harus dihadapi. Pengendalian diri sangat penting diperhatikan. Kita harus sabar terhadap sesama dan mengampuni orang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kita (ayat 13). Dan di atas semua itu kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan (ayat 14). Tidak sedikit yang gagal tetapi tidak sedikit pula yang mampu melakukannya. Sebagai aplikasi dalam kehidupan tentunya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan: 1. Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam setiap langkah kita, karena untuk itulah kita telah dipanggil menjadi satu tubuh 2. Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya, sehingga kita dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji–pujian dan nyanyian rohani, 3. dan segala sesuatu yang kita lakukan dengan perkataan atau perbuatan semuanya harus dilakukan dalam nama Tuhan Yesus, sambil selalu mengucap syukur kepada Allah di dalam hati kita (ayat 15–17).  

Menjadi manusia baru pilihan Allah, nas hari ini mengajarkan kita mematikan segala sesuatu yang duniawi seperti percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan keserakahan yang akan mendatangkan murka Allah. Buanglah semuanyanya; marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata–kata kotor dari mulut kita. Dengan demikian manusia lama telah kita tinggalkan dan kita terus menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut Firman Allah. Amin. (KAP)